KRIPTOGRAFI
1.
Pendahuluan
Kriptografi berasal berasal dari
bahasa Yunani yaitu crypto berarti rahasia (secret) dan graphia berarti tulisan
(writing). Menurut terminologinya kriptografi adalah ilmu dan seni untuk
menjaga keamanan pesan ketika dikirim.
2.
Sejarah Kriptografi
Sejak 4000 tahun lalu kriptografi
telah dikenal oleh orang-orang Mesir lewat hieroglyph walaupun bukan dalam
bentuk tulisan standard. Pada zaman Rumawi Kuno, Julius Caesar mengirimkan
pesan rahasia kepada panglima perang di medan perang dengan mengganti semua
susunan alfabet dari: a b c d e f g h i j k l m n o p q
r s t u v w x y z, menjadi: d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z a b c.
Pada zaman Rumawi Kuno, telah ada alat untuk mengirim pesan rahasia
dengan nama Scytale yang digunakan oleh tentara Sparta. Scytale merupakan alat
yang memiliki pita panjang dari daun papirus dan sebatang silinder. Pesan
ditulis diatas pita yang dililitkan pada sebatang silinder, setelah itu
pita dilepas dari batang silinder lalu
dikirim. Untuk membaca pesan, pita tersebut dililitkan kembali pada sebatang
silinder yang diameternya sama sehingga yang menjadi kunci pada Scytale adalah
diameter silinder.
Seiring dengan perkembangan zaman,
kriptografi mengalami pengembangan untuk menjaga kerahasiaan pesan (informasi) agar
orang tidak berhak tidak dapat melihat/membaca pesan tersebut sehingga metode
penyadian pesan semakin berkembang.
Perkembangan teknologi
yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar
informasi/data secara jarak jauh. Antar kota
antar wilayah antar negara bahkan antar benua bukan merupakan suatu kendala
lagi dalam melakukan komunikasi dan pertukaran data. Seiring dengan itu
tuntutan akan sekuritas (keamanan) terhadap kerahasiaan informasi yang saling
dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Begitu banyak pengguna seperti
departemen pertahanan, suatu perusahaan atau bahkan individu-individu tidak
ingin informasi yang disampaikannya diketahui oleh orang lain atau
kompetitornya atau negara lain. Oleh karena itu dikembangkanlah cabang ilmu
yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data atau dikenal dengan istilah
Kriptografi.
Dalam kriptografi terdapat dua konsep utama yakni
enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses dimana informasi/data yang hendak
dikirim diubah menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali sebagai informasi
awalnya dengan menggunakan algoritma tertentu. Dekripsi adalah kebalikan dari
enkripsi yaitu mengubah kembali bentuk tersamar tersebut menjadi informasi
awal.
Algoritma kriptografi berdasarkan jenis kunci yang
digunakan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
·
Algoritma Simetri (Kriptografi Klasik)
Dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan
dekripsi adalah kunci yang sama
·
Algoritma Asimetri
(Kriptografi Publik)
Dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan
dekripsi menggunakan kunci yang berbeda.
Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu
kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
:
·
Algoritma block cipher
Informasi/data yang hendak dikirim dalam bentuk
blok-blok besar (misal 64-bit) dimana blok-blok ini dioperasikan dengan fungsi
enkripsi yang sama dan akan menghasilkan informasi rahasia dalam blok-blok yang
berukuran sama.
·
Algoritma stream cipher
Informasi/data yang hendak dikirim dioperasikan dalam
bentuk blok-blok yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya satu karakter
persatuan persatuan waktu proses, menggunakan tranformasi enkripsi yang berubah
setiap waktu.
Camellia merupakan algoritma kriptografi simetris blok cipher. Dalam Camellia
proses enkripsi dan dekripsi dilakukan pada blok data berukuran 128-bit dengan
kunci yang dapat berukuran 128-bit, 192-bit, 256-bit. Algoritma Camellia
dikembangkan oleh :
- Kazumaro Aoki (NTT - Nippon Telegraph and Telephone Corp.)
- Tetsuya Ichikawa (Mitsubishi electric Corp.)
- Masayuki Kanda (NTT – Nippon Telegraph and Telephone Corp.)
- Mitsuru Matsui (Mitsubishi electric Corp.)
- Shiho Moriai (NTT – Nippon Telegraph and Telephone Corp.)
- Junko Nakajima (Mitsubishi electric Corp.)
- Toshio Tokita (Mitsubishi electric Corp.)
Dimana versi 1.0 pada bulan Juli 2000, versi 2.0 pada September 2001
dan versi 2.1 pada Febuari 2002.
1.
Konsep Kriptografi
Kriptografi adalah suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana cara menjaga
agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari pengirim ke penerima tanpa mengalami gangguan dari pihak
ketiga. Menurut Bruce Scheiner dalam
bukunya "Applied Cryptography", kriptografi adalah ilmu pengetahuan
dan seni menjaga pesan (informasi) agar
tetap aman (secure).
Konsep kriptografi sendiri
telah lama digunakan oleh manusia misalnya pada peradaban Mesir dan Romawi
walau masih sangat sederhana. Prinsip-prinsip yang mendasari kriptografi yakni:
·
Confidelity (kerahasiaan) yaitu layanan agar isi
pesan yang dikirimkan tetap rahasia dan tidak diketahui oleh pihak lain (kecuali
pihak pengirim, pihak penerima / pihak-pihak memiliki ijin). Umumnya hal ini dilakukan dengan
cara membuat suatu algoritma
matematis yang mampu mengubah data hingga menjadi sulit untuk dibaca dan
dipahami.
·
Data integrity (keutuhan data) yaitu layanan yang mampu mengenali/mendeteksi adanya manipulasi (penghapusan,
pengubahan atau penambahan) data yang tidak sah (oleh pihak
lain).
·
Authentication (keotentikan) yaitu
layanan yang berhubungan
dengan identifikasi. Baik otentikasi pihak-pihak yang terlibat dalam
pengiriman data maupun otentikasi keaslian data/informasi.
·
Non-repudiation (anti-penyangkalan) yaitu layanan
yang dapat mencegah suatu pihak untuk menyangkal aksi yang dilakukan sebelumnya
(menyangkal bahwa pesan tersebut berasal dirinya).
Berbeda
dengan kriptografi klasik yang menitikberatkan kekuatan pada kerahasiaan
algoritma yang digunakan (yang artinya apabila algoritma yang digunakan telah
diketahui maka pesan sudah jelas "bocor" dan dapat diketahui isinya
oleh siapa saja yang mengetahui algoritma tersebut), kriptografi modern lebih
menitikberatkan pada kerahasiaan kunci yang digunakan pada algoritma tersebut
(oleh pemakainya) sehingga algoritma tersebut dapat saja disebarkan ke kalangan
masyarakat tanpa takut kehilangan kerahasiaan bagi para pemakainya.
Berikut
adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi :
- Plaintext (M) adalah pesan yang hendak dikirimkan (berisi data asli).
- Ciphertext (C) adalah pesan ter-enkrip (tersandi) yang merupakan hasil enkripsi.
- Enkripsi (fungsi E) adalah proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext.
- Dekripsi (fungsi D) adalah kebalikan dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi plaintext, sehingga berupa data awal/asli.
- Kunci adalah suatu bilangan yang dirahasiakan yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi.
Kriptografi itu sendiri terdiri dari dua proses
utama yakni proses enkripsi dan proses dekripsi. Seperti yang telah dijelaskan
di atas, proses enkripsi mengubah plaintext menjadi ciphertext
(dengan menggunakan kunci tertentu) sehingga isi informasi pada pesan tersebut
sukar dimengerti.
Peranan
kunci sangatlah penting dalam proses enkripsi dan dekripsi (disamping pula
algoritma yang digunakan) sehingga kerahasiaannya sangatlah penting, apabila kerahasiaannya terbongkar, maka
isi dari pesan dapat diketahui.
Secara matematis, proses
enkripsi merupakan pengoperasian fungsi E (enkripsi)
menggunakan e (kunci enkripsi) pada M (plaintext) sehingga dihasilkan C (ciphertext), notasinya :
Ee(M) – C
Sedangkan
untuk proses dekripsi, merupakan pengoperasian fungsi D (dekripsi) menggunakan d (kunci dekripsi) pada C (ciphertext)
sehingga dihasilkan M (plaintext), notasinya :
Dd(C) = M
Sehingga dari dua hubungan
diatas berlaku :
Dd(Ee(M))
= M
0 komentar:
Posting Komentar
Dengan segala kerendahan hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, silahkan berikan saran dan kritik Anda pada kolom komentar