BITCOIN BLABK COINS
BITCOIN BLABK COINS

Rabu, 03 Maret 2021

Apa Perbedaan Pembelajaran TIK Dan Informatika?

 


Berpikir Komputasi


Secara singkat jawabannya adalah dengan belajar Informatika peserta didik dapat mengasah pola pikir secara komputasional yakni memiliki kemampuan mengidentifikasi persoalan-persoalan dan mengusulkan solusinya sehingga lebih kreatif, inovatif, dan produktif. Sedangkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terbatas pada pelajaran penggunaan tool (peralatan) yang menjadikan siswa sebagai komsumen atau pengguna (user) saja.

 

Kompetensi Informatika tidak hanya menjadikan peserta didik sebagai pemakai (user) dan konsumer saja, melainkan lebih menekankan pada kemampuan mengidentifikasi persoalan-persoalan dan mengusulkan solusinya, kemudian secara kreatif dan inovatif menghasilkan produk-produk teknologi informasi sesuai dengan kaidah keilmuan informatika, rekayasa perangkat keras, perangkat lunak, dan pengolahan data dalam bentuk digital menjadi informasi. Kompetensi tersebut meliputi kecakapan digital yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (life skill), pemanfaatan teknologi informasi, sampai dengan keilmuan informatika.

 

Pembelajaran Informatika lebih menekankan agar peserta didik (siswa) memahami proses dan  dibekali kemampuan diantaranya:

1.       Berpikir, yaitu berpikir komputasional yang menjadi landasan dan prinsip pemecahan persoalan yang akan diselesaikan dengan bantuan komputer.

2.       Berkarya dan terampil, yaitu kemampuan dalam menggunakan dan menghasilkan produk TIK serta berkomunikasi dan berkolaborasi di dunia digital dengan memanfaatkan sarana TIK.

3.       Berpengetahuan, yaitu kemampuan tentang keilmuan informatika yang mencakup lima area pengetahuan informatika yaitu Teknik Komputer, Jaringan Komputer/Internet, Analisis Data, Algoritme, dan Pemrograman, dan Dampak Sosial Informatika.

4.       Berkarakter, yaitu berkemampuan dalam mendayagunakan teknologi untuk menunjang kehidupan dan berkomunikasi.

 

TIK adalah komponen dan muara dari Infomatika. TIK dihasilkan dari Informatika. Kenapa? Karena dengan menerapkan kemampuan mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan menganalisa data, membuat langkah-langkah penyelesaian masalah (algoritma) serta kemampuan merancang dan membuat instruksi yang dapat dimengerti dan dilakukan oleh mesin komputer dapat menghasilkan produk teknologi informasi. Jika dilustrasikan Infomartika ibarat sebuah rumah dimana, pondasinya adalah Berpikir Komputasinoal (BK) dan tiang-tiang penyanggahnya terdiri dari Teknik Komputer (TK), Jaringan Komputer dan Internet (JKI), Analisis Data (AD), Algoritma dan Pemrograman (AP), dan Dampak Sosial Informatika (DSI). Ring baloknya adalah Praktik Lintas Bidang (PLB) sedang TIK sebagai atapnya.


Komponen Pengetahuan Muatan Informatika

 Keterangan

BK          : Berpikir Komputasinoal

TK          : Teknik Komputer

JKI          : Jaringan Komputer dan Internet

AD          : Analisis Data

AP          : Algoritma dan Pemrograman

DSI         : Dampak Sosial Informatika

PLB       : Praktik Lintas Bidang

TIK        : Teknologi Informasi dan Komunikasi

 

Pertanyaan: Lah, kan tidak semua peserta didik nantinya jadi jurusan Informatika atau komputer, benarkan?

Jawaban: BENAR, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa dengan terbiasa berpikir secara logis sehingga dapat menemukan cara dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya dalam bidang atau jurusan apapun bahkan menjadi produsen tidak lagi sebagai komsumen.

 

Masalahnya apakah Sekolah dan Guru siap dan bisa untuk menerapkan muatan pelajaran Informatika?

 

Pada dasarnya HARUS SIAP dan BISA, kalau kita sepakat bahwa membangun bangsa merupakan tanggungjawab semua tidak hanya Pemerintah saja, warga masyarakat juga harus ikut serta dalam mewujudkan cita-cita bangsa yaitu KEMAKMURAN, nah salah satu cara membangun bangsa adalah dengan membangun manusianya dalam hal ini generasi penerus bangsa yaitu dengan menjadikan generasi kita sebagai generasi produktif (podusen). Kapan itu terjadi? Jika kita mulai dari tahun 2021 ini, 15 tahun lagi generasi kita akan lebih banyak yang jadi produsen daripada pemakai/pengguna.

 

Kek manalah sekolah kami tidak memiliki komputer apalagi internet. No problem, sebenarnya belajar Informatika itu bisa belajar tanpa komputer, dalam hal ini gurulah yang harus kreatif bagaimana agar peserta didik itu dapat memahami proses, tidak pada hasil. Sebagai contoh penulis mengalami hal yang sama ketika UNBK dilaksanakan, maka selama 1 semester tidak pernah siswa diperbolehkan menggunakan Laboratorium Komputer dengan alasan takut terganggu sistem dan jaringan di LAB. Sementara pokok pada bahasan tertentu saya harus mengajarkan penggunaan interface (antarmuka), jadi saya terpaksa bawa infocus ke kelas dan memperagakannya kepada siswa, lalu saya suruh mereka menirukan atau membuat seperti yang saya peragakan dirumah, tapi kebanyakan mereka juga tidak mempunyai Personal Computer (PC) dirumah, lalu saya suruh ke warnet, begitu juga tidak semua orangtua atau wali mengijinkan anaknya ke warnet, lalu saya suruh menggambar atau menuliskan dalam buku tulis.

 

Melalui tulisan ini, saya memohon kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang terhormat Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. untuk segera mengesahkan Mata Pelajaran Informatika sebagai bidang studi wajib di sekolah mulai jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK agar generasi bangsa Indonesia di kemudian hari menjadi lebih produktif.

 

 


Artikel Lainnya

Analisis Data

 Materi Pelajaran Informatika SMA/MA/SMK Kelas X 1.       Pengertian Analisis data adalah proses inspeksi, pembersihan dan pemodelan data ...

BITCOIN BLABK COINS